Diantara tanda kebesaran Allah adalah diciptakannya siang dan malam yang datang silih berganti. Ketika siang datang, malam pergi entah kemana. Begitu pun sebaliknya, ketika malam datang, siang raib tak diketahui rimbanya.
Siang adalah simbol ke-terang-an (nur) dan malam simbol ke-gelap-an (dhulm). Siang juga dapat digambarkan sebagai lambang kesukaan, sementara malam dilukiskan sebagai kedukaan. Saat terang datang, kita senang. Saat gelap menghampiri kita, sedih susah pun tak terelakkan.
Dari salah satu tanda kebesaran Allah ini, kita bisa melihat (dengan hati bening dan pikiran sehat) serta mengambil pelajaran bahwa silih bergantinya siang dan malam menunjukkan seperti itulah kehidupan di dunia ini. Kehidupan yang terus bergerak, berubah dari waktu ke waktu meski bentuknya terlihat sama. Siang hari ini berbeda dengan siang kemarin, bulan lalu, tahun lalu bahkan berjuta tahun yang lalu. Siang hari ini tidak sama dengan siang esok hari, bulan depan, tahun depan, dan seterusnya. Pun demikian halnya dengan malam.
Suka – duka, derita – bahagia, manis – pahit kehidupan pasti dialami dan dirasakan oleh setiap makhluk. Tak seorang pun yang terus-menerus berada dalam kedukaan dan penderitaan. Demikian pula halnya dengan kebahagiaan dan kesenangan yang dirasakan, tidak selalu meliputi kehidupan seseorang. Semuanya datang silih berganti seperti pergantian siang dan malam.
Yang terpenting adalah bagaimana penyikapan kita. Saat malam datang, kita harus bersikap bagaimana dan saat tibanya siang, sebaiknya disikapi seperti apa. Kala berada di siang hari, kita mesti ingat bahwa suatu saat, malam pun akan tiba. Maka kita tidak boleh terlena dan harus tetap waspada. Begitu pun kala kita berada di waktu malam, kita harus yakin bahwa siang pun akan segera datang. Maka kita tidak boleh berkecil hati dan terlalu meratapi keadaan.
Subahanalloh bagus sekali, izin share geh Yi 🙏
Sangat Bagus Sekali,
Buat saya yang belum luas wawasan ilmu Islam dan khususnya ilmu Tarekat dan Tasawuf.
Harapannya setiap ilmu yg dikaji ada benang merah yang sangat mendukung untuk kehidupan dan menjalani peran kita.
Terima kasih
Sukses
Terimakasih yai atas share ilmu nya.
Analogi siang dan malam yg terkesan sederhana dari diksinya namun membawa pembaca dapat lebih memaknai lagi perubahan2 kecil nan kompleks dari dalam diri pembaca
Semoga kami dibisakan untuk menjadi hamba yg senantiasa bersabar dan bersyukur. Amiiin
Tautan-tautan yai abdul wahab sangat berkesinambungan jika si pembaca bisa memahami. Semoga kita para pembaca bisa memahami & mengemplementasikan dikehidupan sehari-hari.
Juga semoga bisa membawa makna2 tersiratnya ke masyarakat umum.. Semangat terus Yai.. Sangat2 bermanfaat buat para pejalan spiritual dimanapun berada. 🙏
Sabar dan syukur adalah kata yang mudah diucapkan tapi sulit dilaksanakan. Belajar dari artikel ini, sebagai pengingat kami yang sering lupa dan ingkar kepadaNya.
Alhamdulillah…,
agar berada di posisi pagi dan pentang terus menerus pripun nggeh ?
agar rasa sanggup berjalan saat malam atau siang,
matursuwun.
Langgengkan istighfar, dzikir, dan shalawat
dinamika kehidupan, semoga bijak dalam menyikapi. pangestunipun Yai
Malam pun pergi, untuk kembali…lagi,
Jika malam tiba…. Jadilah kyai
Jika malam pergi, siang pun tiba… Jadilah pengusaha.
Begitu kah?
Inggih
Alhamdulillah…
Terimakasih Kyai atas pencerahannya