
Setiap makhluk cepat atau lambat akan kembali ke Sang Khalik, Allah SWT. Kembali ke asal kejadian, yaitu ketiadaan. Tanpa terkecuali, setiap makhluk akan kembali ke Pemiliknya, lebih-lebih bangsa jin dan manusia. Pulang ke kampung halaman, istilah bagi para perantau.
Masing-masing kita tidak pernah tahu kapan kembali dan dimana serta dalam kondisi bagaimana. Dan kondisi batin setiap orang saat kembali berbeda-beda. Yang jika disimpulkan terbagi menjadi dua; kembali dengan sukarela atau dengan terpaksa.
Bagi yang telah berkesadaran, ia akan mempersiapkan segala sesuatunya termasuk bekal untuk dibawa pulang.
Bagi yang belum sadar, ia akan terus diingatkan oleh Allah melalui peristiwa-peristiwa memilukan dan kejadian-kejadian yang menyayat hati dalam hidupnya. Peristiwa dan kejadian yang tidak sesuai dengan harapan nafsu (diri rendah)nya. Semisal sakit, kecelakaan, kepailitan usahanya, kebangkrutan ekonominya, kenakalan putra putrinya, dan sebagainya. Semua peristiwa itu dimaksudkan agar manusia menjadi sadar bahwa ada “kekuatan” di luar dirinya yang harus diakui, dipercayai, dan ditunduki dengan penuh ketundukan.
Setiap kita tentu berharap bisa kembali pulang dalam kondisi terbaik, kembali dengan kerelaan hati dan persiapan matang serta bekal yang mencukupi. Kembali dengan kerelaan hati adalah dengan sikap taslim (berserah diri) sepenuhnya kepada Allah SWT. Kembali dengan persiapan matang adalah dengan menjaga lahir batin untuk senantiasa berbaik sangka kepada Allah SWT (Husnudhan Billah).
Sedang bekal terbaik adalah ‘Qalbun Saliim’ yang didalamnya ada keimanan, ketaqwaan, mahabbah, dan ma’rifat kepada Allah dan Rasulullah Muhammad SAW. Allah SWT berfirman:
يَوْمَ لَا يَنْفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ . إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ
“(yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna. Kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih.” (QS. As syu’ara: 88-89).
Dari ayat di atas dapat dipahami bahwa yang bermanfaat bagi tiap individu saat ia sowan ke Hadirat Allah SWT adalah hatinya yang selamat (sehat) dari berbagai penyakit hati. Hati yang bersih dari berbagai kotoran dan najis.
Di hari itu, hari dimana setiap orang datang menghadap kepada Allah untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya selama hidup di dunia, tidak ada yang bermanfaat baginya selain hatinya yang selamat (sehat). Harta kekayaan juga anak-anak nya yang dibanggakan selama di dunia, tidak bermanfaat, tidak mampu menolongnya.
اللهم اجعلنا و اولادنا و ذريتنا من أهل الصفا و الوفا
“Ya Allah, jadikanlah kami, putra putri kami, dan keturunan kami termasuk golongan orang-orang yang berhati bersih dan menepati janji.”
Ya Rabb, bagimu segala puji…
AmiinYaroob.
Subhanallah terima kasih, semoga penulis tak kan lelah terus mengingatkan kita sebagai pembaca🙏